Jumat, 23 Agustus 2013

Annona muricata (Sirsak)



Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Magnoliales
                             Famili: Annonaceae
                                 Genus: Annona
                                     Spesies: Annona muricata L.
Nama lokal: sirsak
 Pemerian : bentuk elips, memanjang atau bulat menyempit, warna hijau kecokalatan, bau khas, rasa pahit sengir
Pengamatan Makroskopik : Daun sirsak berbentuk elips, memanjang atau bulat menyempit, bagian ujung daun meruncing. Panjang daun berkisar antara 6-20 cm dengan lebar daun antara 2- 6 cm. Bagian permukaan daun halus dan mengkilat. Warna daun bagian atas lebih berwarna hijau tua dibandingkan bagian bagian permukaan bawah daun.
Pengujian secara fisika-kimia:
-          Instrumen : Kromatografi Lapis Tipis
-          Metode :
Fase gerak : etilasetat :asamformiat:asamasetatglassial:air (100:11:11:27)
Fase diam : Silica Gel 60 F 254
Pembanding : Rutinl 10mg/1ml etanol
Deteksi: sitroborat
-          Prosedur
250mg sampel diekstraksi dengan metanol, saring uapkan sampai kering, hasilnya kemudian dilarutkan dengan metanol sampai 0,5ml.
Kandungan kimia:
-          saponin, flavonoid, tanin. Famli annonaceae mengandung alkaloid tipe amorphin, minyak atsiri : pinen, limonen, phelandren,, geraniol, linalool, glikosida sianogen, polifenol, lisin
-          terdapat flavonoid golongan flavon dgn struktur parsial ; 4’, 3, 5, 7 tetrahisroksi flavon dgn atom H pada C-7 dan C-3 tersubstitusi gula dan flavonoid gol flavon dgn struktur parsial ; 4’, 5, 7 trihidroksi flavon (Hidayati , 2000)
Hasil penelitian :
-          Daun sirsak mempunyai kemapuan untuk memperbaiki sel yang rusak akibat pemberian streptozotocin pada tikus diabetes (Adewole, et al, 2009)
-          Daun sirsak mempuyai nilai IC50 sebesar 78,1 sampai 125 µg/ml pada perlakuan menggunakan DPPH (AA, Maroid., et al, 2012)
-          Daun sirsak mempunyai nilai IC50 sebesar 221,52±16,12 µg/ml,serta mempunyai kemampuan sebagai antiproliferasi pada sel kanker laringeal dengan persen sel hidup sebesar 54,92±1,44 % dan kemampuan sebagai antiproliferasi pada sel kanker paru dengan persen sel hidup sebesar 24,94±0,74 % (De Melo, Joabe Gomes et al., 2010)

Daftar pustaka
AA, Maroid., SI, Abdelwahab., S, Elkheir., YM, Ahmed., PN, Fauzi., CS, Chuen., 2012, Antioxidant activity of different parts from Annona squamosa and Catunaregam nilotica methanolic extract, Acta Sci Pol Technol Aliment 2012, Jul-Sep;11(3):249-58

Adewole, Stephen O., and John A.O. Ojowole, 2009, Protective effect of Annona murocata Linn (Annonaceae) leaf aqueous extract on serum lipid profiles and oxidative strees in hepatocytes of Streptozotocin-treated diabetic rats, Afr.J.Trad.CAM (2009) 6(1):30-41

De Melo, Joabe Gomes et al., 2010, Antiproliverative activity, Antioxidant Capacity and Tannin Content in Plants of Semi-Arid Northeastern Brazil, www.mdpi.comjournal/molecules, ISSN 1420-3409

Hidayati, Listiana., 2000,Isolasi dan identifikasi flavonoid dari daun Annona muricata L.,  Skripsi, Fakultas Farmasi  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Garcinia mangostana (Manggis)



Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
 Ordo: Theales
Famili: Clusiaceae 
Genus: Garcinia
Spesies: Garcinia mangostana L.


Nama lokal :Manggis
Pemerian : bagian luar berwarna coklat tua, bagian dalam coklat, warna kecoklatan sampai coklat kehitaman, tidak berbau, rasa pahit
pengamatan makroskopik : Potongan padat, agak keras, bentuk sepereampat bola atau setengah bola dengan garis tengah 4-6 c, tebal 3-6 mm, bagian luaar berwarna coklat tua, bagian dalam coklat, permukaan luar agak kasar, agak mengkilat, warna kecoklatan sampai coklat kehitaman, permukaan dalam licin, berwarna coklat dan terdapat sekat buah yang membagi buah menjadi 4 bagian atau lebih, bekas patahan tidak rata, berwarna coklat, tidak berbau, rasa pahit
Hasil Pengujian secara fisika-kimia:
-          Instrumen : Kromatografi Lapis Tipis
-          Metode :
Fase gerak : etil asetat: asam formiat: toluen : air (6:1,5:2:0,5)
Fase diam : Silica Gel 60 F 254
Pembanding : asam galat
Deteksi : FeCl3
-          Prosedur
250mg sampel diekstraksi dengan metanol, saring uapkan sampai kering, hasilnya kemudian dilarutkan dengan metanol sampai 0,5ml.
Kandungan kimia :
-          tanin (Morton, J.f., 1987), triterpen, glikosida ionon, glikosida flavonoid dan senyawa lanostana berbentuk friedolanostana (Rukachaisirikul, V., et al, 2005), senyawa fenol, terpenoid dan flavonoid (Kurniasih ,Selpina., 2007).

Hasil Penelitian :
-          Devi Sampath dan Vijayaraghavan (2007) mengevaluasi efek dari mangostin terhadap sistem pertahanan antioksidan dan pada peroksidasi lipid selama penginduksian isoproterenol untuk infark miokard pada tikus. Pengobatan tikus dengan isoproterenol (150 mg / kg selama 2 hari) menunjukkan penurunan yang signifikan dari enzim antioksidan glutathione-S-transferase (GST), glutathione peroksidase (GPX), superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT) dan glutation tereduksi (GSH), serta ditandai dngan  peningkatan enzim serum seperti laktat dehidrogenase (LDH), creatine phosphokinase (CPK), glutamat oksaloasetat transaminase (GOT), glutamat piruvat transaminase (GPT) dan peroksida lipid. Pemeriksaan histologis tikus diobati dengan isoproterenol menunjukkan adanya nekrosis pada jaringan dengan infiltrasi intens neutrofil. Pretreatment dengan-mangostin (200 mg / kg) selama 6 hari sebelum dan 2 hari bersamaan dengan pemberian isoproterenol secara signifikan melmah. Xanthone ini menunjukkan efek perlindungan terhadap peroksidasi lipid dan pertahanan sistem antioksidan selama infark miokard yang disebabkan cedera pada tikus.
-          Chin et al. (2008) menguji senyawa xanton yang terkadung dlam manggis untuk induksi kuinon reduktase (QR, tahap II obat metabolisme enzim), menggunakan sel murine hepatoma (Hepa 1c1c7) in vivo. Semua xanthones, dengan pengecualian-mangostin, ditemukan untuk mendorong kegiatan QR. Konsentrasi yang dibutuhkan untuk menggandakan QR aktivitas (CD) atau nilai induksi senyawa adalh  1.3, 2.2, 0,68 dan 0,95 lg / mL untuk masing-masing 1,2 dihidro-1,8,10-trihidroksi-2 - (2 hydroxypropan-2-il) -9 - (3 methylbut-2-enil) furo [3,2-a] xanthen-11-satu, 6-deoksi-7demethylmangostanin, 1,3,7trihidroksi-2,8-di-(3-methylbut-2-enil) santon dan mangostanin.
-          ekstrak etanol manggis memiliki aktivitas antioksidan yang  signifikan, yang diukur dengan penghambatan pembentukan radikal DPPH sebesar 50%. Ekstrak mempunyai nilai IC50 sebesar 6,13 lg / mL dibandingkan dengan etanol ekstrak Houttuynia cordata, Eupatorium odoratum dan Senna alata (IC50 32,53, 67,55 dan 112,46 lg / mL). Selain itu, ekstrak G. mangostana secara signifikan mengurangi spesies oksigen reaktif (ROS) dengan peghambatan produksi polymorphonuclear leukosit (PML) dengan 77,8% dari anion superoksida (O2-). Sedangkan  rasio masing-masing 62,6%, 44,9% dan 35,18% untuk H. cordata, E. odoratum, dan S.alata (Chomnawang, M.T., et al, 2007).
-          Mahabusarakam et al. (1986) menyelidiki aktivitas  antimikroba mangostin, gartanin, c-mangostin, 1isomangostin dan 3-isomangostin terisolasi dari ekstrak kulit manggis terhadap S. aureus, baik normal dan strain resisten penisilin. Urutan kemanjuran ditentukan oleh MIC (lg /mL) ditemukan menjadi methicillin (3.9)> amangostin(15.6)> c-mangostin (31,2)> 1-isomangostin (62,5)>3-isomangostin (125)> gartanin (250) terhadap regangan normal, dan untuk strain resisten penisilin a-mangostin (1,56-12,5)> methicillin (1,56-12,5)> 1-isomangostin (125)> 3-isomangostin (250), cmangostin (250) dan gartanin (250). Selain itu, kegiatan mangostin, gartanin dan c-mangostin terhadap Candida albicans, Cryptococcus neoformans, T. mentagrophytes dan Microsporum gypseum diuji. Semua komponen menunjukkan aktivitas moderat terhadap T. mentagrophytes dan M. gypseum tetapi tidak menunjukkan aktivitas terhadap C. albicans dan C. Neoformans.
-          Sundaram et al. (1983) mempelajari antibakteri dan antijamur properti dari-mangostin dan empat dari turunannya. mereka menemukan bahwa bakteri S. aureus, P. aeruginosa, Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis yang sangat rentan terhadap xanthones, sedangkan Proteus sp., Klebsiella sp. dan Escherichia coli hanya agak rentan kepada mereka. Tentang jamur, Epidermophyton floccosum, Alternaria solani, Mucor sp., Rhizupus sp. Dan Cunninghamella echinulata yang juga sangat rentan terhadap xanthones, sedangkan Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicillium sp., Fusarium dan Curvularia lunata roseum hanya cukup rentan terhadap mereka. Konsentrasi hambat minimum (MIC), konsentrasi terendah dari antimikroba yang akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme terlihat setelah inkubasi semalam dari-mangostin adalah antara 12,5 dan 50 lg / mL untuk bakteri dan antara 1 dan 5 lg / mL untuk jamur. Urutan Efisiensi antibakteri dan antijamur adalah sebagai berikut: a-mangostin> Isomangostin> 3-O-metil mangostin> 3,6-di-O-metilmangostin. Mangostin triasetat tidak memiliki aktivitas.

Daftar Pustaka
Chin, Y.W., Jung, H.A., Chai, H., Keller, W.J., Kinghorn, A.D., 2008. Xanthones with quinone reductase-inducing activity from the fruits of Garcinia mangostana (Mangosteen). Phytochemistry 69, 754–758.
Chomnawang, M.T., Surassmo, S., Nukoolkarn, V.S., Gritsanapan, W., 2007. Effect of Garcinia mangostana on inflammation caused by Propionibacterium acnes.Fitoterapia 78, 401–408
Devi Sampath, P., Vijayaraghavan, K., 2007. Cardioprotective effect of alphamangostin,a xanthone derivative from mangosteen on tissue defense system against isoproterenol-induced myocardial infarction in rats. J. Biochem. Mol.Toxicol. 21, 336–339.

Kurniasih ,Selpina., 2007, Brine Shrimp letality test (BST) ekstrak dau dan kulit batang Garcinia hombroniana Pierre dan Profi Kromatografi Lapis Tipis ekstrak teraktif, Skripsi, Fakultas Farmasi  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Mahabusarakam, W., Wiriyachitra, P., Phongpaichit, S., 1986. Antimicrobial activities of chemical constituents from G. mangostana Linn.. J. Sci. Soc.Thailand 12, 239–242

Morton, J.f., 1987, Mangosteen, In Fruit of Warm Climate, Miami, Florida, 301-304
Rukachaisirikul, V., Saelim, S., Karnmsomchoke, P., Phongpaichit, S., 2005, Friedolanostanes and lanostanes from Leaves of Garcinia hombroniana, Journal of Natural Product, Vol.68, No.8

Sundaram, B.M., Gopalakrishnan, C., Subramanian, S., Shankaranarayanan, D., Kameswaran, L., 1983. Antimicrobial activities of Garcinia mangostana. Planta Med. 48, 59–60.

Senin, 12 Agustus 2013

Tinospora cordifolia



Klasifikasi

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Ranunculales
Famili: Menispermaceae
Genus: Tinospora
Spesies: T. crispa atau T.cordifolia



Pemerian : bentuk batang, silinder memanjang, liat, warna kecoklatan
pengamatan makroskopik : batang perdu memanjat, kering, liat, berbintil-bintil rapat, warna kecoklatan

Pengujian secara fisika-kimia:
Instrumen : Kromatografi Lapis Tipis
Metode :
Fase gerak : toluene:etilasetat:diaetilamin(7:2:1)
Fase diam : Silica Gel 60 F 254
Pembanding : Quinin 10mg/ml etanol
Deteksi : Dragendorf
Prosedur
250mg sampel diekstraksi dengan metanol, saring uapkan sampai kering, hasilnya kemudian dilarutkan dengan metanol sampai 0,5ml.

Kandungan Kimia :
Seluruh bagian tanaman mengandung alkaloid kuarterner; N-asetilnornusein, N-formil-annonain, N-formil-nornusiferin; alkaloid berberin (hanya pada akar); glikosida, furanoditerpen, N-trans-feruloil-tiramin, N-cis-feruloil-tiramintinotuberida, borapetosida A, tinosporin, tinosporidina (Biset, and Nwaiwu, 1983).
Seluruh tanaman mengandung zat pahit kolombin (2,22%), sedikit alkaloid (tinosporin, tinosporidina, N-feruloiltriptamina dan sekoisolarisiresinol ), kumarin, seperti bergenin; flavonoid (apigenin o-glikosida, palmatin, dan pikroretosida) (Cavin, A., et al, 1998) (Kalsom and Noor, H., 1998) (Kongkathip, et al, 2002) terpenoid (tinosporid, tinosporasid, diterpen furanolakton), kardifoliosid A, B dan C (fenilpropen disakarida), tinokrsposid (diterpen glikosida), alkaloid (tinosporin, magnoflorin, tembetarin, berberin, palmitin, jatrozin, dsb); lignin; steroid (giloinsterol, β-sitosterol, dan 20-α-hidroksi ekdison ); arabinogalaktan (Sinha, K., et al, 2004)

Hasil Penelitian :
-          Menurut abidin, 1995, ekstrak metanol batang brotowali dosis 115 mg/kg BB mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan Wistar yg dipejani aloksan 100 mg/kg BB. Mekanisme antidiabetik yg terdapat pada batang brotowali telah diketahui melalui efek insulinotropic atau efek pemacuan insulin (Noor and Ashcroft, 1998).
-          Ekstrak air batang brotowali dosis 400 mg/kg BB mampu mencegah terjadninya resistensi insulin pada tikus (Reddy, et al, 2009)
-          Efek antihiperglikemik brotowali tidak mempengaruhi serapan glukosa intestinal maupun serapan gula ke sel perifer. Efek antihiperglikemik kemungkinan berhubungan dengan stimulas pelepasan insulin melalui modulasi konsentrasi Ca 2+ pada sel beta (Noor, and Ashcroft, 1998)
-          Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sharma et al (2010) menunjukkan bahwa ekstrak brtotowali mempunyai daya antimutagenik yang kuat terhadap Salmonella histidin galur TA 98, serta mempunyai IC50 sebesar 1.033,98 ug / ml 0,1 saat co-inkubasi dan 298,57 mg / ml 0,1 saat pra-inkubasi.
-           ekstrak  Hidroalkohol batang Tinospora cordifolia pada konsentrasi 400 mg / kg BB menunjukkan aktivitas afrodisiak yg signifikan pada tikus wistar albino jantan yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah tunggangan dan kinerja perkawinan. Di sisi lain, ekstrak hydroalcoholic pada dosis rendah (200 mg / kg BB) dan ekstrak air (400 mg / kg BB) menunjukkan aktivitas afrodisiak yang tidak terlalu tinggi (Ahmed W., et al, 2011).

Daftar Pustaka

Biset, N.G., Nwaiwu, J., 1983, Quarternary Alkaloids of Tinospora species, J Planta Medica, 48:475-279

Cavin, A., et al, 1998, Antioxidant and Lipophilic constitiuents of Tinospora crispa . J Plants Medica, 64(5):393-396.,

Kalsom, U., Noor, H., Falvone O-glycoaside from Tinospora crispa, J Fitoterapia 66(3):280.,

Kongkathip, N., Dhumma-upakorn, P., Kongkathip, B., Chawananoraset, K., Sangchomkaeo, P., Hatthakitpanichakul, S., 2002, Study on Cardiac contractility of cycloeucalenol and cycloeucalenone isolated from Tinospora crispa, J of Ethnopharmacology, ½ , 83: 95-99

Sinha, K., et al, 2004, Tinospora cordifolia (Guduchi), a Reservoir Plant of Therapeutic Application : A review, Indian J.Trad Knowledge, 3(3):257:270)

Noor, H., Ashcroft, S.J, 1998, Pharmacologial Characterisation of the Antihyperglicaemic Properties of Tinospora crispa Extract, J Etnopharmacol., 62(1):7-13

Reddy, S.S., Ramatholisamma, P., Karuna, R., Saralakumari, D., 2009, Preventive Effect of Tinospora cordifolia Againts high-fructose Diet-Induced Insulin resistence and Oxidative stress in Male wistar Rats, Journal Food and Chemical Toxicology; 47(2009):2224-2229

Noor, H., Ashcroft, S.J, 1998, Pharmacologial Characterisation of the Antihyperglicaemic Properties of Tinospora crispa Extract, J Etnopharmacol., 62(1):7-13

Sharma, Upendra., et al., 2010, Antimutagenic extract from Tinospora cordifolia and its chemical composition. Journal of Medicinal Plants Research Vol 4 (24), pp.2488-2494, 4 December, 2010

Ahmed Wani, Javeed., Achur, Rajeshwara N., Nema, R.K., 2011, phytochemical Screening and Aprodisiac Property of Tinospora cordifolia, International Journal of Pharmaceutical and Clinical Research 2011; 3(2):21-26