Kamis, 27 Desember 2012

PENAT

Penat. Bukan perkataan yang pantas untuk dikeluhkan, mengingat semua orang pasti merasakan hal yang sama.


Hari ini, kembali aku terkurung dalam sebuah wadah besar yang disebut aktivitas sehari-hari. Bangun, mandi, kerja, pulang, mandi, tidur, bangun, dst...dst.. penat dan bosan. tapi harus dilakukan demi sebongkah berlian katanya. dan tentu saja, demi kehidupan setelahnya.
Keteraturan dan rutinitas seperti ini kadang membosankan. bayangkan saja, kita hanya berjalan tanpa henti untuk satu tujuan yang ntah sampai kapan terwujud. terus seperti itu, tanpa tantangan, tanpa kesenangan lain.
tapi terkadang, rutinitas seperti ini harus ada. seandainya tidak, kita hanya akan menjadi burung tak bersayap, gak bisa terbang dan hanya memandang dari bawah sambil  meratapi nasib. Akhirnya, seperti kata temanku, tersingkir dari komunitas masyarakat yang kita buat, terpuruk tak berdaya.

Ah, akhirnya, kembali lagi pada pepatah lama, "Rumput Tetangga lebiih hijau". 

Kita kembali lagi membandingkan antar rutinitas. ingin menjadi spt si A, si B dan lain sebagainya, padahal bisa saja sebenarnya rutinitas si A atau si B itu lebih membosankan daripada milik kita. dan hal itu selalu terjadi walau kita tahu kenyataan pahitnya. Well, hidup tidak mudah. Rasa ingin ini dan itu memang sudah kodrat manusia, kita cuma bisa mmengendalikannya sedini mungkin dan sebaik2nya. toh, tanpa keinginan itu kita tak akan maju dlaam melangkah. asal kita tahu bagaimana mengelola rasa ingin lebih dan menjadi org lain dengan baik, kupikir semua akan baik-baik saja. kecuali jika kita slalu mengeluh dan terdiam tanpa melakukan apa2.

Hari semakin siang. di sini masih sama, sendiri dalam bangunan yang besar bersekat-sekat. tapi ini lebih baik daripada tidak ada rutinitas sama sekali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar